TERKINI

Senin, 15 Desember 2014

Indonesia Seharusnya Perang Terhadap Mafia Arab?

Indonesia Seharusnya Perang Terhadap Mafia Arab?
PRT Indonesia di Dubai
DPCSBMIKABUPATENCIREBON, DUBAI - Temuan tentang penerbitan aturan kontrak baru Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang semula bertujuan untuk melindungi hak-hak Pekerja justru melahirkan 'mafia PRT'. Biaya mendatangkan PRT telah menjadi ladang emas bagi lahirnya para mafia buruh murah di asia.

Dalam aturan terbarunya, para pengguna jasa PRT harus mengeluarkan biaya dari semula 11,000 Dirham atau Rp 35,98 juta pada tahun 2013 menjadi 20,000 Dirham (Rp 65,4 juta).

Seorang Calo PRT besar di Dubai bernama Osama mengatakan, proses mendatangkan PRT dari negara-negara pemasok seperti Filipina dan Indonesia menjadi rumit setelah pelaksanaan aturan kontrak PRT baru pada Juni.

Rantai perjalanan seorang PRT ke negara tujuan kini harus melewati banyak agen tak resmi yang masing-masing memungut bayaran sebagai imbalan dari perannya memasok PRT ke UEA dan negara-negara Teluk lainnya.

"Indonesia masih mengirimkan PRT meski melalui proses yang rumit. Sekarang, perubahan hukum dan komplikasi yang ditimbulkan oleh pemerintah Indonesia telah menciptakan banyak agen di Indonesia,” ujar Osama seperti dikutip laman Emirate247, Sabtu, 27 September 2014.

Diakuinya, agen PRT Dubai harus membayar biaya terpisah untuk pria yang membawa PRT dari desa ke agen di kota, biaya lain ke agen, dan juga membayar para petugas di Bandara. “Semua kerumitan ini bisa meningkat sehingga pemerintah Indonesia benar-benar melarang pengiriman PRT. Kecuali perjanjian kerjasama baru tercapai," katanya

Osama berharap perubahan skenario politik di Indonesia dan presiden baru mendatang bisa membawa perubahan dan pembatasan ini bisa dibuat lebih mudah.

Calo dari perusahaan PRT lainnya di Dubai, Zakaria, mengatakan jika hal-hal terus seperti ini, itu akan mempersulit situasi untuk kedua negara, baik di UEA dan sponsor dari Indonesia.

"Harga di kantor kami sudah naik ke 16,000 dirham atau lebih dari 60 persen dari sembilan bulan lalu. Kami harus mengikuti harga dari sponsor (calo) di Indonesia dalam usahanya menjual PRT agar bisa keluar dari bandara Indonesia. Sementara para calo di sini tidak terlibat sama sekali," Zakareyia mengatakan.

Posting Komentar

 
Back To Top